Tuesday 7 June 2016

Nay's Adventures : Perjalanan Bahagia Selama 8 Jam di Macau



The Venetian, Macau
Perjalanan Bahagia Selama 8 Jam di Macau


Macau terletak di sisi barat dari Delta Sungai Pearl di seberang Hong Kong, yang berjarak sekitar 64 kilometer ke arah timur, dan juga berbatasan dengan Guangdong dari Daratan Cina di utara dan Laut Cina Selatan ke timur dan selatan. (www.wikipedia.com). Karena proses perjalanan yang mudah dan tidak ribet (tanpa visa perjalanan), Macau sering dijadikan alternatif Buruh Migran Indonesia untuk berlibur atau jutking (cop visa).
Banyak tempat pilihan yang bisa dijadikan wisata. Namun jangan heran andaikata di sana terdapat banyak kasino. Ya, julukan Macau adalah kota judi. Bahkan Macau juga disebut-sebut sebagai Las Vegas-nya Asia sebab perekonomian wilayah ini memang sangat tergantung pada kegiatan perjudian dan pariwisata kotanya.
Kasino selain untuk judi bisa juga sebagai tempat rekreasi. Apabila dilihat dari luar, gedung kasino tidak tampak seperti kasino, justru malah terlihat seperti istana mewah yang di dalamnya terdapat ornamen-ornamen dan ukiran menakjubkan hasil rancangan desainer bangunan terkenal.
Dibalik cerita kemegahan Macau saat ini, Macau adalah bekas jajahan Bangsa Portugis selama kurang lebih 400 tahun dan diambil oleh pemerintahan Cina pada tahun 1999. Banyaknya bangunan peninggalan Portugis menjadikan Macau seperti salah satu kota kecil di Eropa. Bagusnya, bangunan-bangunan dari masa kolonial itu dirawat baik sehingga menjadikannya sebagai daya tarik pariwisata. 

Menuju Macau
Menuju Macau bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu naik pesawat atau ferry dari pelabuhan Hong Kong. Bagi BMI seperti saya, opsi kedua adalah pilihan tepat. Selain menghemat uang, ketika memasuki badan ferry, kita tak ubahnya seperti naik pesawat. Kursi tertata rapi di atas karpet merah yang terbentang juga desain interiornya yang mewah. Bedanya, karena kita berada di atas laut, gelombang ombak menyebabkan ferry terombang-ambing. Namun jangan khawatir, sudah disediakan kantong muntah bagi penumpang yang mabuk laut.
Perjalanan dari pelabuhan Hong Kong menuju pelabuhan Macau kira-kira satu jam. Setibanya di pelabuhan Macau, kitapun siap menjelajahi Macau.
Tips: untuk menghemat uang, Anda bisa membeli tiket round trip dengan jam kepulangan (Macau-Hong Kong) yang bisa kita atur. Semakin pagi berangkat, semakin banyak waktu yang bisa dihabiskan di Macau.

Jalan-jalan di Macau
Macau terbagi menjadi empat wilayah yang dinamakan Macau Peninsula, Taipa, Cotai, dan Coloane (www.wikipedia.com). Untuk gampang mengingatnya, Macau Peninsula adalah area favorit para turis; Taipa adalah lokasi di mana bandara Macau berada; Cotai adalah daerah yang terkenal akan kasino dan nightlife-nya; sedangkan Coloane boleh dikatakan sebagai "desa"-nya Macau.
Saya melakukan perjalanan ini bersama dua sahabat saya. Dari jauh hari, mereka memercayakan  destinasi 'ekspedisi' kepada saya sebab saya pernah beberapa kali ke Macau sebelumnya. Maka, tujuan pertama jalan-jalan di Macau adalah City Of Dream. Untuk sampai ke 'Kota Impian' tersebut, dari pelabuhan Macau, pengunjung bisa naik bus gratis yang disediakan di halte. Arahnya, dari pintu keluar pelabuhan itu jalan menuju terowongan yang memisahkan pelabuhan dan halte bus. Di halte bus, berderet bus-bus dengan tempat tujuan masing-masing. Pengunjung bisa memilih sesuai tujuan yang diinginkan. Tapi ingat, bus gratis ini hanya berlaku dari kasino ke kasino.
Kurang lebih 45 menit perjalanan akhirnya kita sampai di City Of Dream. Niat saya membawa teman saya adalah agar mereka bisa menyaksikan Dragon Show yang sangat terkenal itu dengan biaya yang bisa dijangkau oleh BMI. Namun sayang, ketika saya tanya ke satpam di sana, pertunjukan naga sudah lama tidak tidak digelar, diganti dengan Dancing Water yang harga tiketnya cukup mahal bagi BMI seperti saya yakni HK$1.480 untuk kelas VIP (sumber: www.thehouseofdancingwater.com). Maka, kami memutuskan untuk mengabadikan momen tersebut melalui kamera dan berselfie ria.
Puas berfoto-foto, kami melanjutkan ekspedisi. Tujuan berikutnya adalah The Venetian. Kenapa pilih The Venetian? Karena letak bangunannya yang bisa dijangkau jalan kaki dari City of Dream. The Venetian resmi dibuka Agustus 2007. Sejak saat itu, The Venetian menjadi salah satu pusat pariwisata di Asia. Seperti namanya, The Venetian memang meniru konsep Venesia di Eropa, dan merupakan 'sister building' dari Venetian di Las Vegas, sebuah wilayah yang terdiri banyak kanal dan apabila ingin menyusurinya, Anda harus menggunakan gondola atau perahu kecil. Di The Venetian Macau, pengunjung bisa menyewa gondola seharga Mop128 untuk dewasa.
Ketika sampai The Venetian, hal pertama yang kami lakukan adalah berfoto ria. Bangunan seluas 980.000 meter tersebut dilengkapi dengan hotel mewah, casino resort, dan pusat perbelanjaan barang mewah. Sehabis foto, kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu. Untuk mencapai food court di lantai 2, kami harus melewati kasino. Biasanya, penjaga kasino meminta passport. Hal ini dimaksudkan agar pengunjung di bawah usia 21 tahun dilarang memasuki kasino. Di dalam kasino juga kita dilarang merekam dan memoto ruangan.
Ada banyak menu pilihan di food court The Venetian. Tinggal memilih makanan sesuai yang kita inginkan. Area food court juga terbilang menarik. Langit-langit didesain mendung, lantai yang diberi kesan basah, lampu-lampu temaram yang menyejukkan, suasana di sana pun menjadi terkesan romantis.
Sehabis makan, kami segera melanjutkan petualangan yakni menghabiskan waktu dengan berfoto lalu sekitar pukul 15.00 Waktu Macau, kami melanjutkan perjalanan menuju Senado Square di mana terdapat bangunan bersejarah, salah satunya adalah Ruins of St. Paul (reruntuhan gereja tua) yang terkenal dan menjadi landmark Macau.
Ruins of St. Paul’s Macau adalah salah satu peninggalan Gereja Katedral terbesar di Asia. Eksotisme dari Ruins of St. Paul’s itu adalah bentuk bangunan gerejanya yang hanya meninggalkan sisi dinding bagian depan dari bangunan gereja. Menurut cerita, gereja dibangun tahun 1580, lalu terbakar pada tahun 1595, kemudian terbakar (lagi) tahun 1601. Setelah bangunan gereja berdiri kembali, terjadi kebakaran lagi pada tahun 1835. Pada tahun 2005, Ruins of St. Paul’s ditetapkan UNESCO sebagai salah satu warisan dunia yang harus dijaga dan dipelihara keabadiannya oleh otoritas setempat.
Ada banyak kuliner yang sangat terkenal di Macau namun yang sempat kami coba adalah egg tart Portugis. Untuk mendapatkannya, pengunjung bisa kunjungi gerai makanan yang bisa ditemukan hampir di seluruh daerah di Macau. Dengan harga Mop9, pengunjung sudah bisa menikmati cemilan yang dibuat dari pastry berbentuk mangkuk kecil yang ditengahnya diisi oleh custard telur yang manis serta lapisan karamel di atasnya.
Pukul 18.00 Waktu Macau, saatnya mengakhiri perjalanan. Kami yang bekerja sebagai BMI, waktu merupakan kendala terbesar untuk tidak leluasa menikmati liburan. Namun, itu tak menyurutkan saya dan kedua sahabat saya untuk datang kembali ke Macau dan menjelajani tempat-tempat yang belum dikunjungi. 




*FYI, feature perjalanan ini pernah dimuat di Koran Berita Indonesia (salah satu koran lokal berbahasa Indonesia yang terbit di Hong Kong.

No comments:

Post a Comment