Monday 20 June 2016

Nay's Poem : Renjana

Tercetusnya membuat tulisan ini adalah ketika pulang libur. Saat itu saya habis antar Mbak Enda dari halte bus. Sambil menenteng banyak barang, saya langkahkan kaki menuju apartemen Enyak. Di situlah saya melihat bulan hampir purnama bersinar terang di antara awan gemawan.
Menapaki jalan setapak itu, haru menyeruak di hati. Mengingat beberapa hari lagi saya akan pulang ke Indonesia, batin saya teriris. Saya terpisah dengan sahabat yang tersayang dan selalu saya banggakan.

Saya sadari betul bahwa pengorbanan itu akan selalu ada manakala kita disudutkan pada dua pilihan. Hanya keputusan bijaksana yang menjadikan hati akan tetap tentram tanpa penyesalan.

Insya Allah ...
Dengan mengucap bismillahirahmanirrahim, saya akan menunggu kedatangan kalian, di suatu masa terindah, atas izin Allah SWT.

Renjana
Oleh: Riana Dewi

Wajah-wajah hadir dalam hidup dan benak
Tawa canda lebar bergelayut di pelupuk
Kenangan menjelma kisah klasik

Sesak napas memburu tangis
Langkah terseok di jalan setapak
Batin bergemuruh luapkan emosi
Satu tetes
Dua tetes
Tiga tetes
Pipi basah

Lalu, kulihat bulan menggantung sendiri
Teguh, meski kesepian
Sementara aku, ada kalian di sisi
Teguh, meski dalam kenangan

By: Nay
Sunday, 19June2016
9.56 pm

Terima kasih telah membuat saya ada.

#Kenangan #CountingTheDays
#iwillmissyouall #Segelintir #Segerombol #Seperguruan #Semuara #Seempedu

No comments:

Post a Comment