Friday 24 June 2016

Nay's Wishes : When My Reborn Day Comes, 24 June





Dua kali saya mengalami hari menakjubkan ini. Hari di mana perayaan kelahiran saya ada di bulan penuh berkah Ramadan. Masih teringat dalam benak saya. Tahun 2015, hari ulang tahun saya ada di hari Rabu. Saya menyebutnya sebagai titik kilas balik. Di hari tersebut, saya banyak mengintrosfeksi diri saya agar di masa depan, saya bisa menjadi sosok baru yang lebih baik lagi.
Lantas, saya harus mengucapkan alhamdulillah atas segala nikmat dan anugerah yang Allah berikan untuk saya. Selain saya bisa mencecap kembali keharuan dan hiruk pikuk  bulan suci Ramadan 2016, kali ini pun, hari perayaan kelahiran saya masih ada di bulan penuh berkah ini. Subhanallah-nya lagi, 24 Juni tahun 2016 ada di hari Jumat!
Berdasarkan copas dari salah satu website:
Dari Abu Lubabah bin Abdil Mundzir, dia berkata: Bersabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Sesungguhnya hari Jumat adalah Sayyidul Ayyam (pimpinan hari-hari), keagungannya ada pada sisi Allah, dan dia lebih agung di sisi Allah dibanding hari Idul Adha dan Idul Fitri. Padanya ada lima hal istimewa: pada hari itu Allah menciptakan Adam, pada hari itu Allah menurunkan Adam ke bumi, pada hari itu Allah mewafatkan Adam, pada hari itu ada waktu yang tidaklah seorang hamba berdoa kepada Allah melainkan akan dikabulkan selama tidak meminta yang haram, dan pada hari itu  terjadinya  kiamat. Tidaklah malaikat muqarrabin, langit, bumi, angin, gunung, dan lautan, melainkan mereka ketakutan pada hari Jumat.”(HR. Ibnu Majah No. 1083. Ahmad No. 15547, Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Kabir No. 4511, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 2973, Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf No. 817, Al Bazzar No. 3738. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ No. 2279).

Bukan tanpa rencana baik jika Allah memberikan kesempatan bagi saya untuk  merasakan double euphoria. Tak lain dan tak bukan adalah tentang doa yang membumbung. Allah menjanjikan sesiapapun yang berdoa di hari Jumat maka doanya akan dikabulkan. Ucapan selamat ulang tahun yang dibarengi doa tulus, sesuai janji-Nya, saya yakin doa-doa yang kini tengah membumbung berpencar memenuhi selasar jagat raya tersebut akan segera terkabul. Aamiin … Rasa yang pernah hilang, kini mencuat lagi. Saya menjadi lebih paham lagi tentang makna kebersamaan, welas asih, kepekaan dan menguatkan satu sama lain.
Jujur, dengan adanya sahabat-sahabat yang saling mengingatkan tentang kebaikan, saya merasa terberkati. Saya merasa keberadaan saya diartikan. Lantas, saya patut berterima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik saya yang sudah mendampingi saya selama setahun ke belakang.

1. 
NORaE. Kalau bahasa Korea itu diartikan lagu. Namun sejujurnya itu adalah singkatan dari Neli, Ocuz, Riana and Enda. Fantastic four yang berjuang demi keluarga yang dicintai. Lagu yang nada-nadanya harus lengkap. Jika tidak, lagu akan sumbang. Sebab nada tersebut adalah kami. NORaE.


 2.     
Sahabat Muara. Awalnya saya gak suka dengan nama ini. Sebab menurut saya, nama Muara itu kurang ketjeh untuk band. Tapi, ketika mendengar makna dari Bang Joe, The Founder (ciyeee …), saya mah cuma ber’oh kecil. Maknanya gak jauh beda dengan semboyan Negeri kita tertjintah. Yup, apalagi kalo bukan Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda namun tetap satu juga. Satu di musik.


3.     
Sahabat Seperguruan. Dari namanya, saya memang sedang berguru ilmu di salah satu pusat ilmu. Banyak suka dan duka kami lalui bersama. Adanya kalian, saya bisa kuat menghadapi intrik dan masalah, juga kemelut lainnya. Pokoknya lope lope deh.



4.  
    Sahabat Segerombol. Sahabat Segerombol ini digawangi oleh Bulek Oneth. Lawan Segerombol adalah Segelintir. Baru beberapa hari lalu saja mereka terlihat akrab. Oh iya, Segerombol punya band. Namanya Yawes Band. Punya Olshop juga. Kapan lalu saya ajak mereka duet. Tapi gak jadi lantaran sapu Piktoria Park-nya dipakai Ayi klining serpis.



5.      Sahabat pesbukErs. Adalah mereka yang terjaring ke dalam akun sosial milik saya pribadi, Riana Dewi. Terima kasih atas hiburan dan pernak pernik aneh-aneh dunia maya. Terima kasih juga atas doa dan likes di akun saya. Tanpa pengamatan kalian, tentunya saya masih apalah apalah.




6.      Sahabat yang tidak bisa saya sebutkan di sini.


Sahabat itu …

Adalah mereka yang siap menggenggam tangan kita dalam berbagai keadaan, yang memberikan ruang nyaman ketika badai kehidupan melanda, yang ketika jarak terbentang namun sosoknya tetap berada di dalam hati dan doa.

Sahabat itu …adalah keluarga yang kita pilih.

Meskipun kebersamaan kita hanya sebatas kontrak kerja dan izin Allah, saya mengharapkan, di mana pun dan kapanpun berada, sertakan saya diantara doa dan napas sahabat semua. Sebab saya pun akan demikian.

Saya berdoa agar sahabat semua selalu dikaruniai oleh Allah SWT kesuksesan dan kebahagiaan yang hakiki, nikmat panjang umur dan sehat, diberkahi tiap langkahnya, dimudahkan segala urusannya, mengharamkan tubuh kami dari api neraka, dan semoga Allah SWT berkenan mengumpulkan kami kembali di suatu masa terindah. Aamiin …

Akhir kata, sampai jumpa di Indo yuaaa ….













Saturday, 25 june 2016

11.11 AM

The Leighton Hills















Monday 20 June 2016

Nay's Poem : Renjana

Tercetusnya membuat tulisan ini adalah ketika pulang libur. Saat itu saya habis antar Mbak Enda dari halte bus. Sambil menenteng banyak barang, saya langkahkan kaki menuju apartemen Enyak. Di situlah saya melihat bulan hampir purnama bersinar terang di antara awan gemawan.
Menapaki jalan setapak itu, haru menyeruak di hati. Mengingat beberapa hari lagi saya akan pulang ke Indonesia, batin saya teriris. Saya terpisah dengan sahabat yang tersayang dan selalu saya banggakan.

Saya sadari betul bahwa pengorbanan itu akan selalu ada manakala kita disudutkan pada dua pilihan. Hanya keputusan bijaksana yang menjadikan hati akan tetap tentram tanpa penyesalan.

Insya Allah ...
Dengan mengucap bismillahirahmanirrahim, saya akan menunggu kedatangan kalian, di suatu masa terindah, atas izin Allah SWT.

Renjana
Oleh: Riana Dewi

Wajah-wajah hadir dalam hidup dan benak
Tawa canda lebar bergelayut di pelupuk
Kenangan menjelma kisah klasik

Sesak napas memburu tangis
Langkah terseok di jalan setapak
Batin bergemuruh luapkan emosi
Satu tetes
Dua tetes
Tiga tetes
Pipi basah

Lalu, kulihat bulan menggantung sendiri
Teguh, meski kesepian
Sementara aku, ada kalian di sisi
Teguh, meski dalam kenangan

By: Nay
Sunday, 19June2016
9.56 pm

Terima kasih telah membuat saya ada.

#Kenangan #CountingTheDays
#iwillmissyouall #Segelintir #Segerombol #Seperguruan #Semuara #Seempedu

Wednesday 8 June 2016

Nay's Adventures : Piknik Ke Tung Lung Chau





PIKNIK KE TUNG LUNG CHAU : Memaknai perjalanan bersama teman seperguruan

Menjadi salah satu Buruh Migran Indonesia yang bekerja di Hong Kong merupakan sebuah anugerah yang Tuhan berikan bagi siapa saja yang bisa memanfaatkan waktu luang di tengah kesibukan bekerja. Apalagi pemerintah Hong Kong memberikan hak libur seminggu sekali. Hal ini mendorong adanya berbagai kegiatan positif dalam rangka menghabiskan waktu liburan tersebut. Bagi yang senang belajar, ada banyak kursus-kursus. Diantaranya: kursus menjahit, kursus make up, kursus bahasa Inggris dan masih banyak lagi. Bagi yang suka berorganisasi, di Hong Kong bertebaran berbagai organisasi dengan aktivitas-aktivitas yang beragam. Ada pula yang menghabiskan waktu liburnya dengan wisata keliling Hong Kong. Menjelajah tiap lekuknya, menikmati indahnya kebingharan dan keheningan kota Hong Kong.
Tung Lung Island atau yang dikenal pula dengan sebutan Nam Tong Island adalah sebuah pulau yang terletak di ujung Clear Water Bay di New Territories Hong Kong. Pulau yang tidak berpenghuni ini secara administratif adalah milik Distrik Saikung. (www.wikipedia.com)

Saya beserta teman seperguruan (baca: kuliah) mengadakan perjalanan ini dalam rangka piknik pasca UAS. Sehabis bertempur dengan soal-soal, otak membutuhkan suatu penyegaran. Maka, dipilihlah Tung Lung Chau karena track perjalanan terbilang mudah dan cocok untuk pemula.
Pada akhir pekan, layanan transportasi tersedia dari Sam Ka Tsuen Ferry Pier dari Yau Tong exit A2. Tiket pulang pergi seharga HKD 45. Namun, kami lebih memilih rute dari Sai Wan Ho Ferry Pier. Kami hanya turun di MTR Sai Wan Ho exit A1, belok kanan, jalan lurus sekitar 15 menit hingga menemui dermaga, dan sebuah kapal ferry kecil akan membawa kami melintasi lautan menuju Tung Lung Island. Namun ingat, ada waktu-waktu tertentu baik keberangkatan maupun kepulangan.
Jadwal untuk hari Minggu dan libur resmi, tarif ongkos pulang pergi sebesar HKD 55
Dari Sai Wan Ho
08.30
09.45
11.00
14.15
15.30
16.45
Dari Tung Lung Island
09.00
10.20
13.45
15.00
16.00
17.30

Selama kurang lebih 45 menit dimanjakan dengan angin laut, akhirnya tiba di dermaga Tung Lung Chau. Sebelum melakukan perjalanan, saya dan teman-teman yang ikut tak lupa berdoa terlebih dahulu agar diselamatkan dari awal hingga akhir perjalanan.
Perjalanan pun dimulai …
Mata kami tak henti memandang paparan keindahan yang disuguhkan alam. Apalagi Minggu itu cuaca begitu mendukung. Langit biru menghiasi angkasa. Meski panas terik, namun keceriaan teman-teman seperti menghapus cucuran keringat yang mengalir dari pelipis.
Setelah beberapa menit berjalan, kami bertemu dengan sebuah bukit yang dinamakan Hen Hill. Hen adalah bahasa Inggris yang berarti induk ayam. Ya, sebab apabila dilihat dari kejauhan lalu kita berimajinasi, maka puncak Hen Hill yang sebenarnya adalah bongkahan batu besar itu menyerupai induk ayam yang sedang bertengger di puncak. Namun percayalah, ketika kita sudah menginjakkan kaki di atas batu Hen Hill, mulut tak henti berdecak kagum. Di utara, penglihatan kita diserbu oleh pemandangan dari Clear Water Bay Peninsula dan Joss House Bay. Sejauh mata memandang, biru dan biru. Menakjubkan. Belum lagi di daerah barat, Hong Kong Island menjadi latar pemandangan yang tak kalah menakjubkan.
Hen Hill

Menikmati udara dari puncak Hen Hill




Puas mengabadikan momen indah tersebut bersama teman, kami pun melanjutkan perjalanan. Dari Hen Hill berjalan menuruni bukit. Kanan kiri kami adalah tanaman pendek-pendek. Bayangkan Anda berada di perkebunan teh di Bandung. Nah, seperti itulah kami melintasi tanaman-tanaman tersebut. Kami berjalan di jalan setapak yang membelah tanaman. Disarankan memakai celana panjang saat melakukan perjalanan ini atau nasib teman saya yang baret-baret karena tergores dahan kering tanaman akan Anda alami. Akhirnya setelah melewati perkebunan itu, kami menemukan jalan mudah dilalui. Tujuan kami selanjutnya adalah Tung Lung Fort Special Area.
Dari timur laut pulau, sekitar 20 menit perjalanan dari dermaga terdapat area untuk orang-orang yang suka berkemah. Area perkemahan itu sebenarnya adalah sisa-sisa Tung Lung Chau Fort yang dibangun antara tahun 1662 dan 1722 itu digunakan sebagai benteng untuk mempertahankan pulau dari bajak laut. 
Pohon Pinus di Area Perkemahan

Saat itu, sinar mentari sedang berada di puncaknya. Kami memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon pinus yang letaknya masih di sekitar area perkemahan. Sambil membuka bekal makan siang masing-masing, saya dan teman-teman berebut canda dan cerita.
Ternyata, tak jauh dari kami beristirahat, di bawahnya terdapat semenanjung. Ombaknya kecil namun batu karangnya tinggi menjulang. Kami pun berfoto di sana dengan latar lautan biru yang indah. Sebelum melakukan perjalanan ini, saya baca di Wikipedia sebagai panduan. Di Tung Lung Chau juga terdapat area yang bisa digunakan untuk panjat tebing, lho. Tapi tentunya hanya boleh dilakukan bagi mereka yang sudah ahli saja. 
Laut di Bawah Pohon Pinus

Sebenarnya masih banyak lagi tempat-tempat indah yang harus dikunjungi. Ada tempat bersejarah Dinasti Era, Radio Station, Helipad (tempat mendaratnya helikopter), The Summit (puncak tertinggi) yaitu sekitar 232 di atas permukaan laut. Namun belum bisa kami kunjungi satu persatu dikarenakan keterbatasan waktu.
Sekitar jam 2 siang, kapal datang menjemput kami. Senyum kepuasan tampak di wajah lelah saya dan teman-teman. Waktu tidak akan bisa datang lagi, kesempatan kedua mungkin tak akan seindah kesempatan pertama. Bagi saya, perjalanan itu tak hanya perjalanan biasa. Sebab ketika Anda bersama teman yang saling bahu membahu dalam hal kebaikan, momen indah inilah yang akan menjadi bekal cerita kita untuk disampaikan kepada teman, saudara, anak dan keluarga ketika ‘perjalanan sesungguhnya’ kita akhiri. Lantas, kita pun bisa dengan bangga berkata, “betapa beruntungnya saya!” (Riana Dewi)
 

Biru dan Biru
 


*Tulisan ini pernah dimuat di Berita Indonesia, koran lokal berbahasa Indonesia yang terbit di Hong Kong

Tuesday 7 June 2016

Nay's Adventures : Perjalanan Bahagia Selama 8 Jam di Macau



The Venetian, Macau
Perjalanan Bahagia Selama 8 Jam di Macau


Macau terletak di sisi barat dari Delta Sungai Pearl di seberang Hong Kong, yang berjarak sekitar 64 kilometer ke arah timur, dan juga berbatasan dengan Guangdong dari Daratan Cina di utara dan Laut Cina Selatan ke timur dan selatan. (www.wikipedia.com). Karena proses perjalanan yang mudah dan tidak ribet (tanpa visa perjalanan), Macau sering dijadikan alternatif Buruh Migran Indonesia untuk berlibur atau jutking (cop visa).
Banyak tempat pilihan yang bisa dijadikan wisata. Namun jangan heran andaikata di sana terdapat banyak kasino. Ya, julukan Macau adalah kota judi. Bahkan Macau juga disebut-sebut sebagai Las Vegas-nya Asia sebab perekonomian wilayah ini memang sangat tergantung pada kegiatan perjudian dan pariwisata kotanya.
Kasino selain untuk judi bisa juga sebagai tempat rekreasi. Apabila dilihat dari luar, gedung kasino tidak tampak seperti kasino, justru malah terlihat seperti istana mewah yang di dalamnya terdapat ornamen-ornamen dan ukiran menakjubkan hasil rancangan desainer bangunan terkenal.
Dibalik cerita kemegahan Macau saat ini, Macau adalah bekas jajahan Bangsa Portugis selama kurang lebih 400 tahun dan diambil oleh pemerintahan Cina pada tahun 1999. Banyaknya bangunan peninggalan Portugis menjadikan Macau seperti salah satu kota kecil di Eropa. Bagusnya, bangunan-bangunan dari masa kolonial itu dirawat baik sehingga menjadikannya sebagai daya tarik pariwisata. 

Menuju Macau
Menuju Macau bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu naik pesawat atau ferry dari pelabuhan Hong Kong. Bagi BMI seperti saya, opsi kedua adalah pilihan tepat. Selain menghemat uang, ketika memasuki badan ferry, kita tak ubahnya seperti naik pesawat. Kursi tertata rapi di atas karpet merah yang terbentang juga desain interiornya yang mewah. Bedanya, karena kita berada di atas laut, gelombang ombak menyebabkan ferry terombang-ambing. Namun jangan khawatir, sudah disediakan kantong muntah bagi penumpang yang mabuk laut.
Perjalanan dari pelabuhan Hong Kong menuju pelabuhan Macau kira-kira satu jam. Setibanya di pelabuhan Macau, kitapun siap menjelajahi Macau.
Tips: untuk menghemat uang, Anda bisa membeli tiket round trip dengan jam kepulangan (Macau-Hong Kong) yang bisa kita atur. Semakin pagi berangkat, semakin banyak waktu yang bisa dihabiskan di Macau.

Jalan-jalan di Macau
Macau terbagi menjadi empat wilayah yang dinamakan Macau Peninsula, Taipa, Cotai, dan Coloane (www.wikipedia.com). Untuk gampang mengingatnya, Macau Peninsula adalah area favorit para turis; Taipa adalah lokasi di mana bandara Macau berada; Cotai adalah daerah yang terkenal akan kasino dan nightlife-nya; sedangkan Coloane boleh dikatakan sebagai "desa"-nya Macau.
Saya melakukan perjalanan ini bersama dua sahabat saya. Dari jauh hari, mereka memercayakan  destinasi 'ekspedisi' kepada saya sebab saya pernah beberapa kali ke Macau sebelumnya. Maka, tujuan pertama jalan-jalan di Macau adalah City Of Dream. Untuk sampai ke 'Kota Impian' tersebut, dari pelabuhan Macau, pengunjung bisa naik bus gratis yang disediakan di halte. Arahnya, dari pintu keluar pelabuhan itu jalan menuju terowongan yang memisahkan pelabuhan dan halte bus. Di halte bus, berderet bus-bus dengan tempat tujuan masing-masing. Pengunjung bisa memilih sesuai tujuan yang diinginkan. Tapi ingat, bus gratis ini hanya berlaku dari kasino ke kasino.
Kurang lebih 45 menit perjalanan akhirnya kita sampai di City Of Dream. Niat saya membawa teman saya adalah agar mereka bisa menyaksikan Dragon Show yang sangat terkenal itu dengan biaya yang bisa dijangkau oleh BMI. Namun sayang, ketika saya tanya ke satpam di sana, pertunjukan naga sudah lama tidak tidak digelar, diganti dengan Dancing Water yang harga tiketnya cukup mahal bagi BMI seperti saya yakni HK$1.480 untuk kelas VIP (sumber: www.thehouseofdancingwater.com). Maka, kami memutuskan untuk mengabadikan momen tersebut melalui kamera dan berselfie ria.
Puas berfoto-foto, kami melanjutkan ekspedisi. Tujuan berikutnya adalah The Venetian. Kenapa pilih The Venetian? Karena letak bangunannya yang bisa dijangkau jalan kaki dari City of Dream. The Venetian resmi dibuka Agustus 2007. Sejak saat itu, The Venetian menjadi salah satu pusat pariwisata di Asia. Seperti namanya, The Venetian memang meniru konsep Venesia di Eropa, dan merupakan 'sister building' dari Venetian di Las Vegas, sebuah wilayah yang terdiri banyak kanal dan apabila ingin menyusurinya, Anda harus menggunakan gondola atau perahu kecil. Di The Venetian Macau, pengunjung bisa menyewa gondola seharga Mop128 untuk dewasa.
Ketika sampai The Venetian, hal pertama yang kami lakukan adalah berfoto ria. Bangunan seluas 980.000 meter tersebut dilengkapi dengan hotel mewah, casino resort, dan pusat perbelanjaan barang mewah. Sehabis foto, kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu. Untuk mencapai food court di lantai 2, kami harus melewati kasino. Biasanya, penjaga kasino meminta passport. Hal ini dimaksudkan agar pengunjung di bawah usia 21 tahun dilarang memasuki kasino. Di dalam kasino juga kita dilarang merekam dan memoto ruangan.
Ada banyak menu pilihan di food court The Venetian. Tinggal memilih makanan sesuai yang kita inginkan. Area food court juga terbilang menarik. Langit-langit didesain mendung, lantai yang diberi kesan basah, lampu-lampu temaram yang menyejukkan, suasana di sana pun menjadi terkesan romantis.
Sehabis makan, kami segera melanjutkan petualangan yakni menghabiskan waktu dengan berfoto lalu sekitar pukul 15.00 Waktu Macau, kami melanjutkan perjalanan menuju Senado Square di mana terdapat bangunan bersejarah, salah satunya adalah Ruins of St. Paul (reruntuhan gereja tua) yang terkenal dan menjadi landmark Macau.
Ruins of St. Paul’s Macau adalah salah satu peninggalan Gereja Katedral terbesar di Asia. Eksotisme dari Ruins of St. Paul’s itu adalah bentuk bangunan gerejanya yang hanya meninggalkan sisi dinding bagian depan dari bangunan gereja. Menurut cerita, gereja dibangun tahun 1580, lalu terbakar pada tahun 1595, kemudian terbakar (lagi) tahun 1601. Setelah bangunan gereja berdiri kembali, terjadi kebakaran lagi pada tahun 1835. Pada tahun 2005, Ruins of St. Paul’s ditetapkan UNESCO sebagai salah satu warisan dunia yang harus dijaga dan dipelihara keabadiannya oleh otoritas setempat.
Ada banyak kuliner yang sangat terkenal di Macau namun yang sempat kami coba adalah egg tart Portugis. Untuk mendapatkannya, pengunjung bisa kunjungi gerai makanan yang bisa ditemukan hampir di seluruh daerah di Macau. Dengan harga Mop9, pengunjung sudah bisa menikmati cemilan yang dibuat dari pastry berbentuk mangkuk kecil yang ditengahnya diisi oleh custard telur yang manis serta lapisan karamel di atasnya.
Pukul 18.00 Waktu Macau, saatnya mengakhiri perjalanan. Kami yang bekerja sebagai BMI, waktu merupakan kendala terbesar untuk tidak leluasa menikmati liburan. Namun, itu tak menyurutkan saya dan kedua sahabat saya untuk datang kembali ke Macau dan menjelajani tempat-tempat yang belum dikunjungi. 




*FYI, feature perjalanan ini pernah dimuat di Koran Berita Indonesia (salah satu koran lokal berbahasa Indonesia yang terbit di Hong Kong.