Monday 5 December 2016

OPINI: Benarkah Menjadi Buruh Migran Tugas Seorang Ibu Gagal?





Seperti yang sudah kita ketahui bersama, kebanyakan Buruh Migran Indonesia (BMI) yang tersebar di seantero jagat raya itu berjenis kelamin wanita. Banyak faktor yang menjadi pertimbangan wanita mengapa mereka rela menjadi tulang punggung keluarga. Salah satu faktor utamanya adalah perihal ekonomi. Padahal, untuk urusan mencari nafkah, seharusnya wanita tidak perlu sejauh itu meninggalkan dan mengabaikan perannya sebagai seorang anak, istri, ibu dari keluarganya.

Ibu mempunyai peran penting dalam sebuah keluarga, terutama dalam mendidik anak-anaknya. Ibu sebagai madrasah pertama karena seorang ibu dituntut mampu mendidik putra putrinya, mengajarkan sesuatu yang baru, melatih, membimbing, mengarahkan serta memberikan penilaian yang baik berupa hadiah atau hukuman yang mendidik. Seorang ibu juga menjadi tauladan, bahkan anak akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Lebih dari itu, ibu juga bisa menjadi psikolog untuk anak-anaknya. Ibu akan paham tentang pola asuh, cara membuat nyaman anak-anaknya dan bagaimana cara melindungi dari pengaruh lingkungan sosial agar tumbuh kembang anak menjadi terarah dan terdidik.

Memilih pekerjaan sebagai BMI di negara penempatan yang notabene berjauhan dari keluarga, membuat ibu tidak bisa melakukan perannya dengan baik. Mau tidak mau, ibu harus merelakan anak-anaknya dididik oleh lingkungan yang seadanya. Hal ini tentunya menyebabkan perkembangan yang variatif pada anak. Banyak anak yang ikut terbawa arus negatif zaman, namun tak sedikit pula anak-anak berprestasi meski ditinggal ibunya. Pola pendidikan informal yang ibu terapkan terhadap anak sangat penting sebagai alat filterisasi kehidupan. 

Karena hal ini merupakan risiko yang harus ditanggung, maka ibu di negara penempatan harus berusaha sekuat tenaga mendidik anaknya. Jika pembelajaran berbasis online bisa diterapkan kepada siswa-siswanya, ibu pun bisa memanfaatkan teknologi yang canggih tersebut untuk mengajari anak-anaknya. Komunikasi yang lancar adalah salah satu cara mendidik anak. Tanyakan bagaimana perkembangan sekolah anak, tentang pelajarannya, tentang kehidupan di luar sekolah dan masih banyak lagi. Tanamkan kepada anak sikap mandiri, berikan nasihat-nasihat bermanfaat, berikan pengertian agar anak lebih mengerti tentang keadaan yang sedang mereka hadapi. Apalagi sekarang ada banyak aplikasi menawarkan video call. Dengan gaji cukup sebagai BMI, memberikan jatah pembelian internet di Indonesia tentu bukanlah hal yang sulit lagi. 

Satu hal yang utama, sebelum berangkat dan bekerja sebagai BMI, ibu harus memastikan kondisi anak-anaknya berada di lingkungan yang kondusif. Dalam artian, kepada siapa anak tersebut dititipkan, mampukah orang tersebut mendidik anak dan bagaimana lingkungan sekitar memberikan dampak terhadap anak. Sebab menurut survey, lingkungan merupakan tempat belajar kedua setelah keluarga. (Riana Dewi)



**** 
Artikel ini pernah dimuat di Koran Berita Indonesia, koran lokal berbahasa Indonesia terbit di Hong Kong Edisi Desember 2016.


No comments:

Post a Comment