Sunday 23 October 2016

Cerita Parade Batuk yang Menjengkelkan dan Pahlawan Jahe



Beberapa hari terakhir ini, cuaca Depok dan sekitanya sungguh tidak keruan. Sebentar panas, sebentar diguyur hujan. Wajar saja jika hal ini menyebabkan tubuh sekeluarga drop. Kami sekeluarga terjangkiti batuk!

Batuk, seperti yang saya baca di internet sebenarnya adalah salah satu cara tubuh untuk membersihkan partikel asing, kotoran, lendir atau mikroba dari paru-paru dan saluran pernapasan bagian atas, atau sebagai reaksi atas saluran pernapasan yang gatal atau terganggu. Nah, baru dikatakan sebagai penyakit apabila sudah memiliki frekuensi batuk yang cukup sering.

Mendengar parade batuk di rumah saya yang sudah cukup berisik di telinga, ini sudah mengindikasikan bahwa batuk mereka bukan lagi sebagai batuk biasa, melainkan batuk penyakit. Sayapun tergerak untuk melakukan sesuatu sebagai upaya memberantas batuk. Hal pertama yang harus saya lakukan adalah mengenali jenis batuk yang menjangkiti keluarga.

Umumnya dikenal ada dua jenis batuk. Jenis yang pertama yaitu batuk produktif (batuk berdahak), yaitu keadaan di mana batuk diiringi dahak. Keluarnya dahak ini dapat berasal dari hidung atau kerongkongan yang berasal dari paru-paru. Batuk jenis ini terjadi pada saya. Apabila saya batuk, pasti tenggorokan saya seperti ada ganjalan menyebalkan yang mengharuskan saya agar batuk lebih kuat lagi. Ini jelas tidak benar karena bisa menyebabkan iritasi pada tenggorokan. Karena kondisi seperti ini, akhirnya saya mencoba menelaah dari mana muasal batuk saya terjadi. 
Berikut beberapa kondisi yang dapat menyebabkan batuk berdahak:
  •  Infeksi virus adalah normal jika kita batuk berdahak saat menderita common cold. Batuk biasanya dicetuskan oleh dahak yang ada di kerongkongan
  • Infeksi. Infeksi yang menyerang paru-paru dan saluran napas bagian atas dapat menyebabkan batuk. FYI, batuk berdahak ternyata merupakan tanda penyakit pneumonia bronchitis, sinusitis atau TBC. Mengetahui hal ini saya jadi gemetaran sendiri. Ciyus!
  • Penyakit paru menahun.
  • GERD. Ini terjadi saat asam lambung naik ke tenggorokan dan menimbulkan batuk terutama saat tidur.
  •  Pilek. Cairan yang dari hidung turun ke kerongkongan dan menimbulkan batuk.
  • Merokok. Asap rokok yang masuk ke saluran napas akan merangsang pengeluaran lendiri dan menyebabkan batuk. Ini tentu bukan penyebab saya batuk sebab saya tidak merokok.

Jenis yang kedua adalah batuk non produktif. Sifatnya kering dan tidak berdahak Ini yang terjadi sama Pangeran Kecil dan Ibu Suri. Pas ditanya ada dahak atau tidak, jawab mereka gak ada.. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya batuk kering, diantaranya:
  • Infeksi virus. Setelah sembuh dari common cold biasanya diikuti dengan munculnya batuk kering sampai beberapa minggu. Batuk biasanya bertambah parah saat malam hari.
  • Bronchospasme. Batuk kering di malam hari secara tiba-tiba umumnya disebabkan oleh spasme/penyemptan saluran bronchus yang dicetuskan oleh iritasi.
  • Alergi. Batuk ini biasanya diikuti dengan bersin-bersin.
  • Obat-obatan.
  • Asma. Batuk kering kronisisa jadi merupakan gejala ringan dari asma.
  • Penutupan saluran napas oleh benda asing seperti makanan/pil.

Karena perbedaan jenis batuk inilah, saya pun membagi metode pengobatan sesuai jenis batuknya. Adapun untuk batuk berdahak yang sedang saya rasakan, saya lebih kepada pencegahan secara alami misal memperbanyak minum air putih khususnya air hangat untuk mengencerkan dahak dan lebih mudah dibatukkan. Saya juga memilih memakan makanan yang tidak berminyak dan tidak pedas. Sementara waktu saya mengindari dulu minum kopi dan menjaga agar tubuh tetap hangat serta istirahat yang cukup.

Sementara untuk Pangeran Kecil dan Ibu Suri, selain saya beli obat terpercaya, saya juga buatkan ramuan alami yang sudah berkhasiat secara turun menurun mengobati batuk. Kebetulan di rumah ada madu kiriman teman. Saya campurkan dengan perasan lemon ke dalam air hangat. Kita juga bisa membuat rambuan kecap lemon yang sudah terkenal itu.

Selain itu, ternyata, jahe juga juga bisa menyembuhkan batuk lho. Caranya adalah dengan mendidihkan irisan jahe, setelahnya angkat dan tambahkan sesendok madu atau kalau tidak ada madu, bisa diganti oleh gula jawa. Minum ketika masih hangat. Minuman ini bisa menghangatkan tenggorokan dan badan dalam waktu bersamaan.

Lantas kepada Ibu Suri saya berpesan agar jangan dulu banyak pekerjaan. Istana tidak sedang kedatangan tamu jadi tidak apa-apa kalau berantakan dikit. Kepada Pangeran Kecil juga begitu. Jangan dulu keluyuran. Ah intinya sih saya cuma ingin mereka di rumah saja, istirahat yang cukup sampai keadaan kembali seperti sediakala. 



foto sumber : internet



Monday 3 October 2016

Nay's Adventures: Mengemas Rindu di Kubah Emas



Masjid Kubah Emas

Di setiap perjalanan yang pernah kita lalui, ada beberapa bagian yang tidak akan mungkin kita lupakan begitu saja. Beberapa bagian itu bisa kita bagi untuk diceritakan, beberapa bagian lainnya mungkin ada yang memilihnya untuk disimpan sebagai kenangan usang saja. Mungkin bagi saya, kamu dan dia, juga kalian, bisa jadi kenangan adalah alat untuk mendobrak pintu semangat, memotivasi diri agar menjadi jauh lebih baik lagi. Kekosongan hati yang terisi hangat bahagia, kesepian yang terisi canda tawa, harapan yang terisi khayal realita, kesedihan yang terisi rayuan semangat, juga rangkul genggam di setiap suasana. Ya, saat ini saya sedang mengenang itu semua.

Ketika mengenang, banyak yang bisa kita lakukan. Kadang orang memilih menapaki alur-alur cerita  flashback dalam benak, ada pula yang memilih mendengarkan lagu atau film yang akan membangkitkan kenang, bisa juga dengan memandang foto dalam galeri ponsel atau album di akun jejaring sosial, atau bila rindu sudah berjejalan di hati dan pikiran, mengadu kepada Sang Pencipta adalah hal terbaik yang bisa menjadi pilihan.

Awalnya saya tidak sengaja melakukan perjalanan ini. Dari yang tadinya berniat hanya mengisi bensin, membeli batagor untuk mengganjal perut lalu kembali ke rumah, namun praktiknya, saya membawa laju motor ke sebuah masjid yang sangat terkenal, yang ingin sekali saya menyambanginya sejak dulu. Meski mengadu bisa dilakukan di mana saja karena Allah Maha Mendengar, nyatanya, sugesti diri menyebabkan saya berkunjung ke satu tempat. Tempat itu bernama Masjid Kubah Emas.


Ternyata hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit perjalanan dari kediaman. Masjid Dian Al Mahri atau yang juga dikenal Masjid Kubah Emas adalah sebuah masjid yang dibangun di tepi jalan Raya Meruyung, Limo, Depok. Pemiliknya bernama Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten, yang telah membeli tanah tersebut sejak tahun 1996.

Sebelumnya, pada Rabu pagi tanggal 28 September, saya ke tempat itu. Tapi saya tertegun ketika mendapati pagar masih digembok. Ternyata, masjid yang bisa menampung 20.000 jamaah itu buka mulai jam 10 pagi dan ditutup kembali jam 8 malam. Lalu saya kembali pada hari Minggu tanggal 2 Oktober dengan segenap rasa yang tumpah ruah di dalam dada.

Begitu memasuki parkiran, suara adzan menggema memenuhi semesta. Angin sore yang lembut menerpa jilbab yang saya kenakan. Dari parkir motor menuju bangunan utama, kita bisa berjalan kaki sekitar 10 menit. Sambil menikmati pemandangan di sekitar yang sejuk, taman-taman tertata rapi, rerumputan hijau yang membentang, juga pasangan pengunjung yang sayang sekali andai dilewati dengan tidak mengabadikan moment tersebut melalui kamera.


Saya foto dari trotoar dekat tempat parkir

Ketika tiba di bangunan utama, saya jadi tahu bahwa ada 2 bagian masjid. Maksudnya, pintu masuk pria dan wanita itu dipisahkan. Dari tempat pria, wanita yang hendak memasuki masjid diharuskan berjalan sekitar 5 menit. Sebelum naik ke bangunan, kita terlebih dahulu melepas alas kaki dan menitipkannya di bagian penitipan barang. Uniknya, tempat penitipan barang itu ruangannya ada di bawah tanah. Arsiteknya jeli merancang bangunan agar tidak menggangu kenyamanan dan keindahan bangunan dengan hal sepele tersebut.

Tempat penitipan barang di ruang bawah tanah
Saya mulai merasakan atmosfir hampa ketika memasuki aula masjid. Hampa di sini bukan karena saya tidak bahagia. Masa bertemu dengan Kekasih tidak bahagia? Tidak. Justru saya bahagia bisa mendatangi salah satu rumah Allah yang terbesar di Asia Tenggara tersebut. Hal yang membuat hampa di sini adalah ketika melihat kawanan sahabat yang saling foto dan selfie. Saya jadi ingat sahabat-sahabat terbaik saya yang kini terpisah jarak. Biasanya, jika Minggu pagi datang, mereka mencari saya, mengkhawatirkan keberadaan saya, saya dengan siapa, posisi sedang di mana, sudah makan atau belum. Ya, saya akui, inilah yang mendasari perjalanan saya. Saya rindu!

Aula Bagian Wanita
Melihat mendung yang mulai menyerbu langit, saya segera pergi ke tempat wudhu. Sama halnya dengan tempat penitipan barang tadi, letak tempat wudhu pun berada di bawah bawah tanah. Tempatnya bersih dan tertata. Dan dibasuh air wudhu yang suci, saya siap menghadap Allah.

Memasuki dalam masjid, ada dua penjaga wanita di pintu masuk. Mereka menunjukkan kepada saya tempat meminjam mukena. Ada lemari khusus mukena dan tempat menyimpan AlQuran. Saya pilih bekas ibu-ibu yang kebetulan sedang dilipat. Sambil menenteng mukena, saya memilih sholat di depan.

Maha Suci Allah, masjid ini sungguh luar biasa indah. Ornament di langit-langit masjid terlihat memukau. Ditambah dengan lampu hias yang menggantung kokoh, jika diamati, ornament itu serupa dengan ornament yang pernah saya jumpai ketika saya mengunjungi The Venetian, Macau. Benar saja. Ketika membuka situs tentang Masjid Kubah Emas, di sana disebutkan bahwa lampu gantung tersebut sengaja didatangkan langsung dari Italia. The Venetian also called Little Venice. That’s why …



Gerimis hampir datang dan rindu yang terobati. Saya pun mengakhiri perjalanan kali ini dengan hati yang terisi. Sebelum motor yang saya tumpangi melesat ke keluar, saya tatap kembali bangunan emas tersebut seraya bertekad akan mengunjunginya kembali. Mungkin tahun ini saya bisa memboyong salah satu dari sahabat saya. Tahun depannya, saya juga bisa mengajak sahabat yang satunya lagi untuk berkunjung. Selain itu, saya juga bisa mengajak keluarga kecil saya yang ditambah angka satu, satu dari napas baru kehidupan. Insya Allah. Aamiin.

Tempat Khusus Pria
Menuju Tempat Penitipan

Tempat Wudhu Bawah Tanah

Taman dilapisi rerumputan hijau

Menuju ruang ibadah wanita



Epilogue: ketika di parkiran hendak pulang, ada anak kucing menghampiri saya, mengajak saya bermain. Saya yang penyuka kucing merasa terberkahi. Hingga motor hendak melaju pun, kucing berwarna hitam tersebut mengikuti saya dari belakang. Andai saya punya hak, sebenarnya saya ingin memeliharanya. Tapi takut ibunya mencari. Semoga saja di kunjungan berikutnya saya masih bisa bertemu kucing itu lagi.

Saya kiyut, kan?