![]() |
The Venetian, Macau |
Perjalanan Bahagia Selama 8 Jam di Macau
Macau terletak
di sisi barat dari Delta Sungai Pearl di seberang Hong Kong, yang berjarak
sekitar 64 kilometer ke arah timur, dan juga berbatasan dengan Guangdong dari
Daratan Cina di utara dan Laut Cina Selatan ke timur dan selatan. (www.wikipedia.com). Karena
proses perjalanan yang mudah dan tidak ribet (tanpa visa perjalanan), Macau
sering dijadikan alternatif Buruh Migran Indonesia untuk berlibur atau jutking (cop visa).
Banyak tempat
pilihan yang bisa dijadikan wisata. Namun jangan heran andaikata di sana
terdapat banyak kasino. Ya, julukan Macau adalah kota judi. Bahkan Macau juga
disebut-sebut sebagai Las Vegas-nya Asia sebab perekonomian wilayah ini memang
sangat tergantung pada kegiatan perjudian dan pariwisata kotanya.
Kasino selain
untuk judi bisa juga sebagai tempat rekreasi. Apabila dilihat dari luar, gedung
kasino tidak tampak seperti kasino, justru malah terlihat seperti istana mewah
yang di dalamnya terdapat ornamen-ornamen dan ukiran menakjubkan hasil
rancangan desainer bangunan terkenal.
Dibalik cerita
kemegahan Macau saat ini, Macau adalah bekas jajahan Bangsa Portugis selama
kurang lebih 400 tahun dan diambil oleh pemerintahan Cina pada tahun 1999. Banyaknya bangunan peninggalan
Portugis menjadikan Macau seperti salah satu kota kecil di Eropa. Bagusnya,
bangunan-bangunan dari masa kolonial itu dirawat baik sehingga menjadikannya
sebagai daya tarik pariwisata.
Menuju Macau
Menuju Macau bisa dilakukan
dengan 2 cara yaitu naik pesawat atau ferry dari pelabuhan Hong Kong. Bagi BMI
seperti saya, opsi kedua adalah pilihan tepat. Selain menghemat uang, ketika
memasuki badan ferry, kita tak
ubahnya seperti naik pesawat. Kursi tertata rapi di atas karpet merah yang
terbentang juga desain interiornya yang mewah. Bedanya, karena kita berada di
atas laut, gelombang ombak menyebabkan ferry
terombang-ambing. Namun jangan khawatir, sudah disediakan kantong muntah bagi
penumpang yang mabuk laut.
Perjalanan dari pelabuhan Hong Kong menuju pelabuhan Macau kira-kira satu jam. Setibanya di pelabuhan Macau, kitapun siap menjelajahi Macau.
Perjalanan dari pelabuhan Hong Kong menuju pelabuhan Macau kira-kira satu jam. Setibanya di pelabuhan Macau, kitapun siap menjelajahi Macau.
Tips: untuk menghemat uang, Anda
bisa membeli tiket round trip dengan
jam kepulangan (Macau-Hong Kong) yang bisa kita atur. Semakin pagi berangkat,
semakin banyak waktu yang bisa dihabiskan di Macau.
Jalan-jalan di Macau
Macau terbagi
menjadi empat wilayah yang dinamakan Macau
Peninsula, Taipa, Cotai, dan Coloane (www.wikipedia.com). Untuk
gampang mengingatnya, Macau Peninsula adalah area favorit para turis;
Taipa adalah lokasi di mana bandara Macau berada; Cotai adalah
daerah yang terkenal akan kasino dan nightlife-nya; sedangkan Coloane
boleh dikatakan sebagai "desa"-nya Macau.
Saya melakukan
perjalanan ini bersama dua sahabat saya. Dari jauh hari, mereka
memercayakan destinasi 'ekspedisi' kepada saya sebab saya pernah beberapa
kali ke Macau sebelumnya. Maka, tujuan pertama jalan-jalan di Macau adalah City
Of Dream. Untuk sampai ke 'Kota Impian' tersebut, dari pelabuhan Macau,
pengunjung bisa naik bus gratis yang disediakan di halte. Arahnya, dari pintu
keluar pelabuhan itu jalan menuju terowongan yang memisahkan pelabuhan dan
halte bus. Di halte bus, berderet bus-bus dengan tempat tujuan masing-masing.
Pengunjung bisa memilih sesuai tujuan yang diinginkan. Tapi ingat, bus gratis
ini hanya berlaku dari kasino ke kasino.
Kurang lebih 45
menit perjalanan akhirnya kita sampai di City Of Dream. Niat saya membawa teman
saya adalah agar mereka bisa menyaksikan Dragon Show yang sangat terkenal itu
dengan biaya yang bisa dijangkau oleh BMI. Namun sayang, ketika saya tanya ke
satpam di sana, pertunjukan naga sudah lama tidak tidak digelar, diganti dengan
Dancing Water yang harga tiketnya cukup mahal bagi BMI seperti saya yakni
HK$1.480 untuk kelas VIP (sumber: www.thehouseofdancingwater.com). Maka, kami
memutuskan untuk mengabadikan momen tersebut melalui kamera dan berselfie ria.
Puas
berfoto-foto, kami melanjutkan ekspedisi. Tujuan berikutnya adalah The Venetian.
Kenapa pilih The Venetian? Karena letak bangunannya yang bisa dijangkau jalan
kaki dari City of Dream. The Venetian resmi dibuka Agustus 2007. Sejak saat itu, The Venetian menjadi salah satu pusat
pariwisata di Asia. Seperti namanya, The Venetian memang meniru konsep Venesia
di Eropa, dan merupakan 'sister building' dari Venetian di Las Vegas, sebuah
wilayah yang terdiri banyak kanal dan apabila ingin menyusurinya, Anda harus
menggunakan gondola atau perahu kecil. Di The Venetian Macau, pengunjung bisa
menyewa gondola seharga Mop128 untuk dewasa.
Ketika sampai
The Venetian, hal pertama yang kami lakukan adalah berfoto ria. Bangunan seluas
980.000 meter tersebut dilengkapi dengan hotel mewah, casino resort, dan pusat perbelanjaan barang mewah. Sehabis foto,
kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu. Untuk mencapai food court di lantai 2, kami harus
melewati kasino. Biasanya, penjaga kasino meminta passport. Hal ini dimaksudkan
agar pengunjung di bawah usia 21 tahun dilarang memasuki kasino. Di dalam
kasino juga kita dilarang merekam dan memoto ruangan.
Ada banyak menu
pilihan di food court The Venetian.
Tinggal memilih makanan sesuai yang kita inginkan. Area food court juga terbilang menarik. Langit-langit didesain mendung,
lantai yang diberi kesan basah, lampu-lampu temaram yang menyejukkan, suasana
di sana pun menjadi terkesan romantis.
Sehabis makan,
kami segera melanjutkan petualangan yakni menghabiskan waktu dengan berfoto
lalu sekitar pukul 15.00 Waktu Macau, kami melanjutkan perjalanan menuju Senado
Square di mana terdapat bangunan bersejarah, salah satunya adalah Ruins of St.
Paul (reruntuhan gereja tua) yang terkenal dan menjadi landmark Macau.
Ruins of St.
Paul’s Macau adalah salah satu peninggalan Gereja Katedral terbesar di Asia.
Eksotisme dari Ruins of St. Paul’s itu adalah bentuk bangunan gerejanya yang
hanya meninggalkan sisi dinding bagian depan dari bangunan gereja. Menurut cerita,
gereja dibangun tahun 1580, lalu terbakar pada tahun 1595, kemudian terbakar
(lagi) tahun 1601. Setelah bangunan gereja berdiri kembali, terjadi kebakaran
lagi pada tahun 1835. Pada tahun 2005, Ruins of St. Paul’s ditetapkan UNESCO
sebagai salah satu warisan dunia yang harus dijaga dan dipelihara keabadiannya
oleh otoritas setempat.
Ada banyak
kuliner yang sangat terkenal di Macau namun yang sempat kami coba adalah egg tart Portugis. Untuk mendapatkannya,
pengunjung bisa kunjungi gerai makanan yang bisa ditemukan hampir di seluruh
daerah di Macau. Dengan harga Mop9, pengunjung sudah bisa menikmati cemilan
yang dibuat dari pastry berbentuk mangkuk kecil yang ditengahnya diisi oleh
custard telur yang manis serta lapisan karamel di atasnya.
Pukul 18.00
Waktu Macau, saatnya mengakhiri perjalanan. Kami yang bekerja sebagai BMI,
waktu merupakan kendala terbesar untuk tidak leluasa menikmati liburan. Namun,
itu tak menyurutkan saya dan kedua sahabat saya untuk datang kembali ke Macau
dan menjelajani tempat-tempat yang belum dikunjungi.
*FYI, feature perjalanan ini pernah dimuat di Koran Berita Indonesia (salah satu koran lokal berbahasa Indonesia yang terbit di Hong Kong.
No comments:
Post a Comment